Postingan

KETENANGAN DAN KESEIMBANGAN JIWA SEBAGAI BEKAL DA’I

Ketika seorang da’i menyampaikan da’wahnya kepada masyarakat yang beragam latar belakang dan kondisi masing-masingnya, maka sudah tentu da’i akan mendapatkan reaksi yang beragam pula dari masing-masing anggota masyarakat itu. Dari semua reaksi itu, tidak sedikit yang sifatnya adalah konfrontasi terhadap da’wah si da’i. Maka untuk menghadapi berbagai reaksi atas da’wahnya, seorang da’i harus memiliki ketenangan dan keseimbangan jiwa. Bahkan da’i harus memiliki kemampuan untuk segera memulihkan ketenangan dan keseimbangan jiwanya, jika terjadi goncangan karena reaksi yang konfrontatif tadi. Dalam buku Fiqhud Da’wah, Pak Natsir menjelaskan, bahwa dalam al Quran, Allah Swt memberikan nasihat kepada Rasulullah Saw, agar beliau tidak cepat sesak nafas dalam menjalankan tugas da’wah, jika ada reaksi yang konfrontatif terhadap da’wahnya. Reaksi itu dapat berupa penolakan, cemoohan, hinaan, tekanan, bahkan sampai kepada tindakan fisik seperti pemenjaraan. Allah Swt berfirman: الٓمٓصٓ ١  كِتَ

MENELADANI KEPAHLAWANAN SA’AD BIN ABI WAQQASH

Jika kita menelaah sejarah panjang umat Islam, akan kita dapatkan begitu banyak pahlawan-pahlawan Islam. Mereka adalah tokoh-tokoh Islam yang layak dijadikan teladan karena keimanan dan pembelaannya terhadap agama Allah. Salah satu diantara sekian banyak pahlawan Islam itu terdapat nama Sa’ad bin Abi Waqqash, salah seorang sahabat Rasulullah yang dijamin masuk surga dan bergelar pahlawan Islam. Ia digelari pahlawan Islam karena peristiwa-peristiwa besar yang dilaluinya, lembaran jihad dan kisah kepahlawanan yang diukirnya serta ketegaran yang dimilikinya.

MEMILIH UNTUK TERASING

Gambar
بدأ الإسلام غريبا وسيعود كما بدأ غريبا فطوبى للغرباء   “Islam dimulai dengan keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah orang-orang yang asing" (Shahih Muslim: 145) Jika kita memperhatikan sabda Rasulullah di atas, setidaknya ada dua masa yang akan dilalui oleh Islam (dan ummatnya). Masa pertama adalah masa awal kedatangan Islam dan masa kedua adalah masa yang sudah jauh dari masa yang pertama namun memiliki ciri yang sama dengan masa pertama itu. Ciri utama dari kedua masa itu adalah Islam dan umat Islam sama-sama terasing. Karena itu pada dua masa itu orang yang mengamalkan ajaran Islam dengan benar akan menjadi orang-orang yang terasing (al-Ghuraba), dan mereka adalah orang-orang yang beruntung.

MENGENANG KEPERGIAN USTADZ MUZAYYIN: “Hubungan Saya dengan Pak Natsir Sangat Intens”

Muzzayin Abdul Wahab rahimahullah adalah salah seorang kader terbaik Mohammad Natsir rahimahullah. Dibawah ini pemaparan Ustadz Muzayyin tentang kebersamaannya bersama Pak Natsir: Orangtua saya adalah aktivis Masyumi. Bapak saya pengurus harian Masyumi Kabupaten Boyolali sementara Ibu adalah ketua Wanita Islam. Ketika saya kecil, orang tua saya sering bercerita mengenai empat tokoh nasional. Mereka adalah Pak Natsir, Buya Hamka, Pak Prawoto dan Pak Kasman. Kesan saya dari cerita-cerita orangtua saya itu, mereka adalah tokoh Islam besar dan penggerak Masyumi. Maka semenjak kecil saya sudah cukup akrab dengan nama Pak Natsir. Kemudian ketika saya kuliah di Institut Agama Islam Muhamadiyah Surakarta, saya mengikuti daurah du’at yang diadakan oleh Dewan Da’wah Jawa Tengah dan Dewan Da’wah Surakarta bekerjasama dengan masjid Mujahidin Banyu Anyar, Surakarta. Daurah yang saat itu bernama Up Grading Mubaligh itu dilaksanakan selama sepekan. Dalam daurah itu saya berkenalan dengan para akt

ALAM DALAM GAMBAR I

Gambar

Kafilah Da'wah (Galang Batam) dalam Gambar

Gambar
Suhaidi dan Nurul Anwar sedang di atas perahu bermesin ganda bersama Bapak Ute Rambe, Lurah Karas, tempat mereka bertugas. Kelurahan Karas terdiri atas dua pulau, ditempuh selama 30 menit perjalanan laut dari dermaga Sembulang, Batam. Suhaidi dan Nurul Anwar sedang bersilaturahim ke rumah salah seorang warga. Rumah ini terletak di atas pantai dan terbuat dari kayu. 

DO’A DAN RAMADHAN

Gambar
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (al-Baqarah: 186) Satu hal yang menarik dari ayat di atas adalah, ayat ini berada ditengah pembahasan al-quran tentang shaum ramadhan. Tiga ayat sebelumnya dan satu ayat sesudahnya adalah ayat-ayat yang membahas tentang shaum ramadhan. Mengenai penempatan ayat seperti ini, para ulama menyimpulkan bahwa sesungguhnya do’a memiliki kaitan erat dengan shaum.